Selasa, 23 April 2013

HUKUM PERJANJIAN


Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.(Prof. R. Subekti, S.H., Hukum Perjanjian, Jakarta: Citra Aditya Bhakti, 1987, Cet. Ke-4, h.6).

Standar Kontrak
Standar kontrak adalah suatu standar baku yang dibuat secara sepihak umumnya oleh pihak ekonomi kuat  yang tertuang dalam bentuk formulir. Standar kontrak berisi tentang :
  • Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
  • Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga kontrak. 
  • Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf. 
  • Rincian sumber dananya. 
  • Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus mempunyai arti dan makna yang sama tercantum dalam kontrak. 
  • Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen dan merupakan satu kesatuan yang disebut dalam kontrak. 
  • Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang ada dalam dokumen kontrak maka yang dipakai adalah dokumen yang urutannya lebih dulu sesuai dengan hirarkhinya. 
  • Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan kewajiban masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga yang tercantum dalam kontrak dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan dalam kontrak. 
  • Pernyataan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu kapan dimulai dan diakhiri pekerjaan tersebut dan yang terakhir adalah pernyataan mengenai kapan mulai efektif berlakurrya kontrak.
Macam-macam Perjanjian
       Secara umum perjanjian dibedakan menjadi dua kelompok, antara lain :
1. Perjanjian Obligatoir adalah perjanjian yang menyebabkan seseorang untuk menyerahkan atau membayar     
    sesuatu. Contohnya adalah :
    a.       Perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik
    b.      Perjanjian cuma – cuma dan perjanjian atas beban
    c.       Perjanjian konsensuil, perjanjian riil dan perjanjian formil
    d.      Perjanjian bernama, perjanjian tak bernama dan perjanjian campuran
2.  Perjanjian Non Obligatoir adalah perjanjian yang tidak mewajibkan seseorang untuk meyerahkan atau  
    membayar sesuatu. Contohnya adalah :
    a.      Balik nama hak atas tanah
    b.      Perjanjian liberatoir yaitu perjanjian di mana para pihak membebaskan diri dari kewajiban yang ada, 
          misalnya pembebasan hutang (kwijtschelding)

Syarat Sahnya Perjanjian
 Menurut pasal 1320 KUH Perdata, syarat sahnya perjanjian terdiri dari :
1.      Syarat Subyetif (mengenai subyek atau para pihak), antara lain :
           a.    Kata Sepakat, berarti adanya titik temu diantara para pihak
           b.    Cakap, berarti dianggap mampu melakukan perbuatan hukum
      2.   Syarat Obyektif (mengenai obyek tertentu), antara lain :
           a.     Suatu hal tertentu, berarti obyek perjanjian harus terang dan jelas, dapat ditentukan baik jenis 
                dan jumlahnya
           b.  Suatu sebab yang halal, berarti obyek yang diperjanjikan bukanlah obyek yang terlarang 
                tapi diperbolehkan oleh hukum.

      Saat Lahirnya Perjanjian
      Ada beberapa teori yang bisa digunakan untuk menentukan saat lahirnya perjanjian yaitu:
         a.       Teori Pernyataan (Uitings Theorie), perjanjian telah ada/lahir pada saat atas suatu penawaran telah 
               ditulis surat jawaban penerimaan. Dengan kata lain perjanjian itu ada pada saat pihak lain menyatakan
               penerimaan/akseptasinya.
         b.      Teori Pengiriman (Verzending Theori), saat pengiriman jawaban akseptasi adalah saat lahirnya
               perjanjian. Tanggal cap pos dapat dipakai sebagai patokan tanggal lahirnya perjanjian.
     c.       Teori Pengetahuan (Vernemingstheorie), saat lahirnya perjanjian adalah pada saat jawaban 
               akseptasi diketahui isinya oleh pihak yang menawarkan.
        d.         Teori penerimaan (Ontvangtheorie), saat lahirnya kontrak adalah pada saat diterimanya jawaban, tak
               peduli apakah surat tersebut dibuka atau dibiarkan tidak dibuka. Yang pokok adalah saat surat 
               tersebut sampai pada alamat si penerima surat itulah yang dipakai sebagai patokan saat lahirnya 
               perjanjian.
      Pelaksanaan dan Penghapusan Perjanjian 
 Ada beberapa cara hapusnya perjanjian :
     a.   Ditentukan dalam perjanjian oleh kedua belah pihak.
     b.   Ditentukan oleh Undang-Undang. Misalnya : perjanian untuk tidak melakukan pemecahan harta 
           warisan ditentunkan paling lama 5 tahun.  
     c.   Ditentukan oleh para pihak dan Undang-undang. Misalnya : dalam perjanjian kerja ditentukan 
           bahwa jika buruh meninggal dunia perjanjian menjadi hapus.  
           d.    Pernyataan menghentikan perjanjian. Hal ini dapat dilakukan baik oleh salah satu atau dua belah 
                  pihak.Misalnya : baik penyewa maupun yang menyewakan dalam sewa menyewa orang menyatakan 
                  untuk mengakhiri perjanjian sewanya. 
           e.    Ditentukan oleh Putusan Hakim. Dalam hal ini hakimlah yang menentukan barakhirnya perjanjian 
                  antara para pihak. 
       











Tidak ada komentar:

Posting Komentar